Sebelum Membeli Software CALL

Banyak orang berfikir bahwa CALL selalu identik dengan perangkat lunak alias software. Karena itu, banyak pula yang menganggap kalau ga punya software ya bukan CALL. Lah…! (Tentang apa sih CALL, insyaAlloh saya segera posting… atau, silakan kalo ada yang mau nanya mbah Google dulu.) Nah… karena anggapan ini, banyak vendor yang nawarin software, tidak hanya di pameran, tidak hanya di toko buku, tetapi mereka juga bergerak door-to-door ke sekolah-sekolah, layaknya penjual regulator gas yang suka pura-pura memeriksa kondisi tabung gas calon konsumennya….

Well, sekarang saya cuma mau mengingatkan tentang beberapa hal yang perlu kita perhatikan sebelum kita memutuskan untuk membeli sebuah paket software.

Baiklah, saya kutipkan dari buku CALL Dimensions ajah ya (p.47)… biar ga dibilang hoax… padahal lagi males mikir…

Before any software can be recommended for purchase, it must meet the first two of the following requirements and some combination of the last three:

  1. Pedagogical validity
  2. Curriculum adaptability
  3. Efficiency
  4. Effectiveness
  5. Pedagogical innovation

Ya… pertimbangan pedagogis menempati urutan pertama. Artinya, kita harus yakin bahwa software yang akan kita beli memenuhi kaidah pedagogis; misalnya kesesuaian dengan usia pengguna, kesesuaian dengan gaya belajar pengguna, stratifikasi tingkat kesulitan, feedback bagi pengguna, dan sebagainya. Kalau ini diabaikan, ya… muspro. Komponen kedua adalah kesesuaian dengan kurikulum dan silabus kita. Nah… ini yang susah. Biasanya, software CALL (apalagi yang buatan luar negeri) tidak sesuai dengan kurikulum kita… Artinya, kalau kita nekad beli, nyuruh siswa pakai, artinya malah kita menambah beban kerja otak siswa untuk mencerna input yang masuk. Jelas, ini tidak sejalan dengan teori tentang comprehensible input. Tiga unsur lainnya dapat diinterpretasi sendiri kan…