Kebutuhan apa Keinginan?
Kita pasti familiar dengan nama Abraham Maslow. Salah satu idenya yang paling populer adalah stratifikasi kebutuhan manusia yang ia buat. Menurut Maslow (1943), kebutuhan manusia dapat distratakan dalam lima level: kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan akan pengakuan, dan kebutuhan atas aktualisasi diri.
Tiga level paling bawah merupakan kebutuhan utama manusia. Kebutuhan fisiologis berkaitan dengan tubuh, yaitu makanan, istirahat, tidur, dan lain-lain (termaksuk kebutuhan seks). Kebutuhan rasa aman mencakup kebutuhan tentang tempat tinggal yang aman, pekerjaan, aman dari ancaman, dan aman dari penyakit. Kebutuhan sosial meliputi kebutuhan akan teman, pasangan hidup, dan kasih saying.
Dua level teratas merupakan kebutuhan aspirasi atau pertumbuhan personal. Yang unik dari kebutuhan ini adalah bahwa manusia tidak akan pernah merasa dua kebutuhan ini (pengakuan dan aktualisasi diri) terpenuhi. Begitu ia mendapatkan suatu pengakuan, ia mengingnkan pengakuan dari orang lain, atau pengakuan di bidang lain. Begitu ia sudah mengaktualisasi dirinya di suatu bidang, ia juga ingin mengaktualisasi diri di bidang lain. Ya, kita tidak akan pernah merasa kebutuhan ini terpenuhi.
Kadang-kadang, kita kesulitan membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Ketika kita akan melakukan sesuatu, ada baiknya kita berfikir dan bertanya pada diri kita sendiri, “Apakah saya perlu melakukan ini?” “Apa yang akan terjadi jika saya tidak melakukan ini?” Kalau ternyata jawabannya adalah bahwa tidak akan terjadi sesuatu yang signifikan jika kita tidak melakukannya; itu artinya kita tidak perlu melakukannya, kita hanya ingin melakukannya.
Kita juga perlu berhati-hati: apa yang kita inginkan itu bukan selalu yang kita butuhkan. Seringkali, sesuatu yang paling kita inginkan adalah sesuatu yang sesungguhnya tidak kita butuhkan sama sekali. Jadi, kita ingin…atau kita butuh?